Menjadi Mahasiswa Lulus Bukan Lolos

Salah satu cara agar bisa menang dalam bersaing saaat ini adalah dengan melanjutkan pendidikan formal setinggi mungkin. Banyak pihak menyatakan lulusan SAM saat ini tidak lagi dapat bersaing, minimal menjadi sarjana baru bisa disetarakan dengan pesaing lainnya. Ternyata dilapangan berbeda, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Agustus 2023 mencapai 7,86 juta orang. Pengangguran terbuka bermakna seseorang memiliki kemampuan dan kesediaan untuk bekerja namun belum mendapat pekerjaan. Bagian dari memiliki kemampuan bekerja berarti didalamnya termasuk lulusan dari perguruan tinggi. Lebih jauh diteliti menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut

  1. SMA Kejuruan = 11,13%
  2. SMA Umum = 9,09%
  3. SMP = 6,45%
  4. Universitas = 5,98%
  5. Diploma I/II/III = 5,87%
  6. Tidak/ Belum pernah kuliah/ Belum tamat dan Tamat SD = 3,61%

Dari data diatas dapat disimpulkan dengan mendapatkan pendidikan tinggi kemungkinan mendapat pekerjaan lebih besar meskipun memang masih berkemungkinan menanggur. Jika posisi kita saat ini sedang berada pada proses pendidikan alias mahasiswa apa yang harus dilakukan agar tidak masuk menjadi pengangguran terbuka?

Kampus merupakan tempat untuk meningkatkan kemampuan seseorang. Kemampuan yang akan meningkat itu umumnya sesuai dengan jurusan kuliah yang diambil. Namun peningkatan itu berbeda levelnya untuk setiap mahasiswa karena sangat marak terjadi mahasiswa itu yang penting “lolos” pada mata kuliah bukan lulus. Apa bedanya?

Setiap dosen memiliki standar berbeda untuk menetapkan mahasiswa itu lulus atau tidak. Beberapa dosen berstandar rendah yang membuat mahasiswa tidak perlu usaha besar untuk lulus pada mata kuliah tersebut padahal jika menginginkan, mahasiswa bisa memaksimalkan lagi sehingga yang dia dapatkan secara kemampuan dan pengetahuan lebih banyak. Sayangnya sedikit mahasiswayang melakukan seperti ini. Inilah yang dinamakan lolos, kemampuan minim tapi lulus. Bahkan IPK nya tinggi.

Beberapa dosen lain berstandar tinggi menjadikan mahasiwa berusaha secara sangat maksimal dan tidak jarang memerlukan lebih dari satu semester untuk lulus pada mata kuliah. Biasanya mahasiswa seperti ini meskipun mendapat nilai paling minimal untuk lulus berbicara tentang pengetahuan dan kemampuan akan lebih unggu dibandingkan dengan mahasiwa lolos tadi. Banyak alumni kampus menyebutkan, inilah perbedaan yang besar antara kampus yang bagus dengan kampus yang kurang bagus. Adapun konten yang diberikan relatif sama antar semua kampus dengan syarat jurusannya harus yang sama.

Jika demikian pengaruh yang besar mengenai kemampuan berada pada mindset mahasiswa. Dimanapun kampusnya, negeri atau swasta, kampus orang kaya atau miskin, kampus tengah kota atau pinggir kota apabila disetiap matakuliahnya berhasil lulus bukan lolos maka kualitas yang dimiliki akan lebih bagus. Kuncinya yaitu maksimalkan setiap kesempatan untuk menigkatkan kualitas diri, jangan terpengaruh oleh dosen baik atau dosen jahat, teman yang kurang sportif, fasilitas kampus yang selalu dirasa kurang dan lainnya. Jadilah mahasiswa yang lulus!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *